Kecenderungan tingkat keterampilan berpikir siswa SMA menurut taksonomi bloom dan kaitannya dengan gender

  • Rolina Amriyanti Ferita
  • Mia Fitria UNU Kalimantan Selatan
Kata Kunci: tingkat keterampilan berpikir, taksonomi bloom, jenis kelamin

Abstrak

penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat keterampilan berpikir siswa SMA ditinjau dari taksonomi Bloom versi revisi dan melihat kaitannya dengan jenis kelamin. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Deskriptif Kuantitatif dengan pendekatan Ex Post Facto, yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi yang kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Peristiwa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah HOTS siswa, sedangkan faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut adalah gender. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat keterampilan berpikir siswa dengan jenis kelaminnya

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Aktamis, H., & Yenice, N. (2010). Determination of the science process skills and critical thinking skill levels. Procedia Social and Behavioral Sciences(2), 3282-3288.

Anderson, O. W., & Krathwohl, D. R. (Penyunt.). (2001). A taxonomy for learning, teaching, and assessing: A revision of Bloom's taxonomy of educational objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc.

Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016, December 6). Peringkat dan capaian PISA Indonesia mengalami peningkatan. Diambil kembali dari Laman Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan: https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/12/peringkat-dan-capaian-pisa-indonesia-mengalami-peningkatan

Brookhart, S. M., & Nitko, A. J. (2007). Assessment and grading in classroom. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education, Inc.

Clark, D. (2015, January 12). Bloom's taxonomy of learning domains. Diambil kembali dari A Big Dog, Little Dog, and Knowledge Jump Production: http://www.nwlink.com/~donclark/hrd/bloom.html

Forehand, M. (2005). Bloom's taxonomy. Dipetik June 9, 2017, dari Emerging Perspectives on Learning, Teaching, and Technology: http://epltt.coe.uga.edu/index.php?title=Bloom%27s_Taxonomy

Gronlund, Linn, & Miller. (2009). Measurement and assessment in teaching. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education, Inc.

Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2010). Multivariate data analysis (7th ed.). Upper Saddle River, New Jersey: Pearson.

Iswadi, H. (2016, December 7). Sekelumit dari hasil PISA 2015 yang baru dirilis. Diambil kembali dari Laman Universitas Surabaya: http://www.ubaya.ac.id/2014/content/articles_detail/230/Overview-of-the-PISA-2015-results-that-have-just-been-Released.html

Kartowagiran, B. (2012). Penulisan butir soal. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 66 tahun 2013 tentang standar penilaian. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

King, F. J., Goodson, L., & Rohani, F. (2010). Assessment & evaluation educational services program: Higher order thinking skills. Washington, DC: Educational Services Program.

Krejcie, R. V., & Morgan, D. W. (1970). Determining sample size for research activities. Educational dan Psychological Measurement(30), 607-610.

Lawshe, C. H. (1975). A quantitative approach to content validity. Personnel Psychology(28), 563-575.

Mendikbud. (2016). Lampiran permendikbud tahun 2016 nomor 22. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Ormrod, J. E. (2003). Educational psychology: Developing learners. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education, Inc.

Presiden Republik Indonesia. (2013). Peraturan pemerintah nomor 32 tahun 2013 tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Jakarta: Presiden Republik Indonesia.

Reynolds, C. R., Livingston, R. B., & Willson, V. (2009). Measurement and assessment in education (2nd ed.). Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education, Inc.

Riadi, A. (2016). Problem-based learning meningkatkan higher-order thinking skills siswa kelas VIII SMPN 1 Daha Utara dan SMPN 2 Daha Utara. Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, 2(3), 154-163.

Saido, G. M., Siraj, S., Nordin, A. B., & Al-Amedy, O. S. (2015). Higher order thinking skills among secondary school students in science learning. The Malaysian Online Journal of Educational Science, III(3), 13-20.

Yahya, A. A., Toukal, Z., & Osman, A. (2012). Bloom's taxonomy-based classification for item bank questions using support vector machines. Dalam W. Ding, H. Jiang, M. Ali, & M. Li, Modern advances in intelligents systems and tools (hal. 135-140). Berlin: Springer.

Zohar, A., Degani, A., & Vaaknin, E. (2001). Teachers' beliefs about low-achieving students and higher order thinking. Teaching and Teacher Education(17), 469-485.
Diterbitkan
2018-11-17
Abstrak viewed = 461 times
PDF downloaded = 450 times

##plugins.generic.recommendByAuthor.heading##