Problem-based learning meningkatkan higher-order thinking skills siswa kelas VIII SMPN 1 Daha Utara dan SMPN 2 Daha Utara

  • Arifin Riadi STKIP PGRI Banjarmasin
Keywords: Higher-Order Thinking Skills, Problem-Based Learning, Eksperimen Semu

Abstract

Higher-order thinking skills (HOTS) merupakan keterampilan yang harus dimiliki siswa karena permasalahan yang ada di kehidupan nyata (real life problems) bersifat kompleks, banyak variabel, dan mengharuskan untuk lebih dari sekedar menghafalkan fakta atau konsep. HOTS dalam penelitian ini mencakup creating, problem solving, evaluating, analysing, dan critical thinking. Berdasarkan temuan di SMP Negeri 1 Daha Utara dan SMP Negeri 2 Daha Utara menunjukkan bahwa HOTS siswa masih sangat rendah. Problem-based learning (PBL) adalah salah satu alternatif metode pembelajaran yang berbasis penemuan (inquiry) sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran lebih dominan dibandingkan dengan guru, sehingga diharap mampu meningkatkan HOTS siswa. Eksperimen semu dilakukan untuk mengetahui apakah PBL berdasarkan 5 fase dari Arends (2008) mampu meningkatkan HOTS siswa yang terdiri dari 5 keterampilan menurut Brookhart (2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBL di kelas VIII pada kedua sekolah meningkat, dengan peningkatan maksimal pada keterampilan analysing.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Arifin Riadi, STKIP PGRI Banjarmasin

Dosen Prodi Pendidikan Matematika

References

Azwar, S. (2010). Tes prestasi: Fungsi pengembangan pengukuran prestasi belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Brookhart, S. M. (2010). How to assess higher-order thinking skills in your classroom. Alexandria, Virginia: ASCD.

Herman, T. (2007). Pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis tingkat tinggi siswa sekolah menengah pertama. Jurnal Education, I(1).

Kemdikbud. (2013). Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses. Jakarta: Kemdikbud.

King, F. J., Goodson, L., & Rohani, F. (2010). Assessment & evaluation educational services program: Higher-order thinking skills. Washington, DC: A publication of the Educational Services Program.

Reynold, C. R., Livingston, R. B., & Willson, V. (2009). Measurement and assessment in education (2nd ed.). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall, Inc.

Rusman. (2011). Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme. Jakarta: Rajawali Pres.

Setiawan, T., Sugianto, & Junaedi, I. (2012). Pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan problem-based learning untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. UJRME, I(1).

Thomas, A., & Thorne, G. (2009, Februari 1). Higher level thinking-It's HOT! Dipetik April 17, 2016, dari The Center for Development and Learning: http://www.cdl.org/articles/higher-order-thinking-its-hot/

Winataputra, U. S. (2013). Menyongsong dan memantapkan implementasi kurikulum 2013: Kebutuhan inovasi dalam pembelajaran. Makalah diseminarkan pada Seminar Nasional Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: UNY.
Published
2016-12-30
How to Cite
Riadi, A. (2016). Problem-based learning meningkatkan higher-order thinking skills siswa kelas VIII SMPN 1 Daha Utara dan SMPN 2 Daha Utara. Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, 2(3), 154-163. https://doi.org/10.33654/math.v2i3.44
Section
Research
Abstract viewed = 1448 times
PDF downloaded = 1429 times