Mantra Pengobatan Masyarakat Banjar di Desa Pulau Alalak Kabupaten Barito Kuala
Abstract
Mantra dianggap sebagai puisi tertua di Indonesia karena diturunkan dari generasi ke generasi secara lisan dan pengarangnya tidak pernah diketahui. Ketika mengalami sakit, salah satu solusi penyembuhan yang digunakan masyarakat tradisional di masa lalu menggunakan mantra. Seiring perkembangan zaman, keberadaan mantra mulai punah karena kurangnya minat dalam mempertahankan kepercayaan terhadap mantra. Namun, Desa Pulau Alalak, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala merupakan satu daerah yang masyarakatnya masih banyak mempertahankan kepercayaan terhadap mantra-mantra tradisional. Sumber data penelitian ini adalah kumpulan mantra masyarakat Banjar pengobatan di desa Pulau Alalak Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, perekaman dan pencatatan. Serta teknik analisis data dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis.
Berdasarkan pendekatan semiotik yang dikembangkan oleh Roland Barthes mantra dapat ditelaah melalui dua tingkat yaitu, denotasi, dan konotasi. Penelitian ini menemukan enam jenis mantra pengobatan, yaitu penyakit kulit, gangguan pencernaan, penyakit pada anak, penyakit gaib, penawar bisa, dan penawar jasmani. Pada tingkat konotasi mantra-mantra tersebut menunjukkan pandangan masyarakat Banjar di masa lalu mengenai kerajaan, hulu palawan, dan pucuk daun