Kemampuan mahasiswa membuat koneksi matematis dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari perbedaan gender
Abstract
Kegiatan menyelesaikan masalah merupakan aktivitas yang membantu mahasiswa untuk dapat mengetahui dan menyadari hubungan berbagai konsep dan prinsip matematika serta penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Setiap konsep, prinsip, dan keterampilan dalammatematika dikoneksikan dengan konsep, prinsip, dan keterampilan lainnya. Untuk mengetahui kreativitas mahasiswa dalam membuat koneksi matematis, maka diperlukan masalah matematika yang akan digunakan sebagai stimulus, sehingga kemampuannya dalam membuat koneksi
matematis dapat diketahui. Setiap individu mahasiswa tentunya memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam bertingkah laku, menilai, dan berpikir. Salah satu karakteristik mahasiswa yang difokuskan pada perbedaan dan penilaian individual adalah masalah gender. Menurut teori nurture (konstruksi budaya), adanya perbedaan laki-laki dan perempuan pada hakikatnya adalah hasil konstruksi sosial budaya sehingga menghasilkan peran dan tugas yang berbeda. Untuk melihat kemampuan membuat koneksi matematis ditinjau dari perbedaan gender, maka telah dilakukan penelitian terhadap mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unlam yang mengambil mata kuliah kalkulus lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan koneksi matematis, antara mahasiswa laki-laki dengan mahasiswa perempuan, baik itu kemampuan koneksi internal maupun kemampuan koneksi eksternal. Implikasi hasil penelitian dalam perkuliahan, khususnya perkuliahan kalkulus lanjut adalah pada pelaksanaan perkuliahan tidak perlu adanya perbedaan perlakuan antara mahasiswa laki-laki dengan mahasiswa perempuan.
Downloads
References
Dahar, R.W. 2006. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Frastica, Zulaicha Ranum. 2013. Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Melalui Pendekatan Open Ended pada Siswa SMPN Ditinjau dari Perbedaan Gender. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Hudoyo, H. 2001. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang : IKIP Malang.
Micovich, A.K. and Monroe, E.E. 1994. Making Mathematical Connection Across The Curriculum : Activities to Help Teachers Begin. School Science and Mathematics. 94(7).
NCTM. 1989. Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics, Reston, VA : Arthur.
NCTM. 2000. Principles and Standards for School Mathematics, Reston, VA : Arthur.
Polya, G. 1973. How To Solve It. New Jersey : Princeton University Press.
Ruspiani. 2000. Kemampuan Siswa dalam Melakukan Koneksi Matematika. Tesis. Bandung : Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.
Santrock, Jhon W. 2010. Psikologi Pendidikan. Edisi Kedua. Terjemahan dalam Bahasa Indonesia (Penerjemah : Tri Wibowo. B.S.). Jakarta : Kencana.
Sasongko, S.S., 2008. Konsep dan Teori Gender. Modul 2. Pusat Pelatihan Gender dan peningkatan Kualitas Perempuan, BKKBN. Jakarta.
Slavin, Robert E. 2011. Psikologi Pendidikan, Teori dan Praktik. Edisi Kesembilan. Terjemahan dalam Bahasa Indonesia (Penerjemah : Marianto Samosir). Jakarta : PT. Indeks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Copyright by Author(s)