Kajian Ekokritik Sastra dalam Kumpulan Puisi Bahasa Banjar “Burinik Banua Banjar” Karya Zulkifli Musaba
Keywords:
puisi, bahasa banjar, ekokritik sastra
Abstract
Salah satu karya sastra, khususnya sastra banjar adalah puisi yang berbahasa banjar. Puisi berbahasa banjar adalah salah satu karya sastra yang sudah mulai langka di Banjarmasin. Padahal puisi adalah salah satu karya sastra yang bisa dijadikan salah satu bahan kajian dalam kritik sastra. Kumpulan puisi dari Zulkifli Musaba yang berjudul “Burinik Banua Banjar” ini menggambarkan kehidupan rakyat dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sebagai salah satu buku kumpulan puisi bahasa banjar, “Burinik Banua Banjar” banyak sekali judul-judul puisi di dalam buku ini yang menggambarkan lingkungan masyarakat Banjarmasin yang dekat dengan alam khususnya sungai. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori ekokritik sastra. Teori ekokritik sastra mencoba mengaitkan antara sastra dengan lingkungan. Lingkungan dapat memberikan pengaruh kepada sastra, begitu juga sebaliknya (Endraswara, 2016: 55). Asumsi dasar penelitian ekokritik sastra yaitu: (1) sastra lahir dari kondisi lingkungan tertentu, (2) sastra tidak mungkin lari dari lingkungan sekitar sastrawan, (3) sastra dilahirkan untuk memahami suasana lingkungannya. Dari tiga asumsi ini jelas dapat diketengahkan bahwa ekokritik sastra adalah sebuah kritik sastra yang memperhatikan aspek lingkungan. (Endraswara, 2016: 49). Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan ekokritik sastra yang ada dalam buku kumpulan puisi bahasa banjar “Burinik Banua Banjar” Karya Zulkifli Musaba.References
Endraswara, Suwardi. 2017. Ekologi Sastra. Yogyakarta; UNY.
Musaba, Zulkifli. 2017. Burinik Banua Banjar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Noortyani, Rusma. 2017. Kearifan Lingkungan dalam Serpihan Sajak Seribu Sungai. Panitia SISI. Banjarmasin; prosiding.
Teeuw. 2003. Sastra dan Ilmu Sastra. Bandung: PT Kiblat Buku Utama
Musaba, Zulkifli. 2017. Burinik Banua Banjar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Noortyani, Rusma. 2017. Kearifan Lingkungan dalam Serpihan Sajak Seribu Sungai. Panitia SISI. Banjarmasin; prosiding.
Teeuw. 2003. Sastra dan Ilmu Sastra. Bandung: PT Kiblat Buku Utama