Eksistensi Mamanda dalam masyarakat Kalimantan Selatan
Abstract
Mamanda merupakan salah satu kesenian (pertunjukan) daerah Kalimantan Selatan. Mamanda mulai dikenal pada awal abad kedua puluh dengan nama Badamuluk. Mamanda dimainkan dalam bentuk arena sentral, posisi para pemain saat berlakon berada di tengah-tengah penonton. Ada dua aliran yang dikenal pada mamanda, yaitu mamanda Batang Banyu dan Mamanda Tubau. Ciri-ciri mamanda dapat dilihat baik dari segi bahasa, simbol, humor, estetika, dan tipe cerita. Tahapan-tahapan mamanda meliputi lagu (lagu Banjar), ladon atau konon, perkenalan panganan dan pangiwa, sidang kerajaan, dan babujukan. Sejauh yang dapat dicatat, mamanda di Kalimantan Selatan sudah eksis sejak tahun lima puluhan hingga sekarang. Hal tersebut dapat diketahui baik dari munculnya beberapa nama seniman (pelakon) mamanda maupun munculnya beberapa teater, sanggar, atau group mamanda di Kalimantan Selatan. Dalam rangka mengembangkan mamanda di Kalimnatan Selatan, agar mamanda semakin eksis, diharapkan adanya peran dari beberapa pihak, baik yang berkaitan dengan pemerintah, lembaga pendidikan, seniman, maupun masyarakat.