Pembentukan Karakter Siswa dengan Memanfaatkan Prinsip Kesantunan pada Tuturan Direktif di Lingkungan
Abstract
Pembentukan Karakter Siswa dengan Memanfaatkan Prinsip Kesantunan pada Tuturan Direktif di Lingkungan Sekolah. Bahasa adalah ilmu dan seni. Bisa dikatakan ilmu karena bahasa bisa dipelajari, sedangkan bahasa sebagai seni karena bahasa dapat digunakan dengan memperhatikan berbagai faktor keindahan yang dapat mewarnai bentuk bahasa yang digunakan. Bahasa juga dapat menjadi pengungkap rasa, ide, gagasan. Jadi, bahasa berperan penting dalam mengolah jiwa. Betapa besar bahasa itu berpengaruh terhadap pembentukan karakter seseorang. Membentuk karakter adalah jati diri. Segala pikiran, gagasan, ide, ataupun perasaan yang ada pada kita, tidak mungkin sampai dan diterima orang lain tanpa kita bahasakan. Besarnya peran bahasa dalam kehidupan kita tidak bisa dipungkiri. Bahasa adalah cerminan penggunanya. Apapun materi yang disampaikan oleh pendidik atau materi yang didiskusikan oleh peserta didik, sangat mungkin diterima dan dipahami orang lain, jika bahasa yang digunakan oleh pendidik dan peserta didik itu berterima pada pendengar atau pembaca. Hal tersebut dimaksudkan bahwa bahasa bukanlah sekedar alat komunikasi, tetapi bahasa pun mencerminkan budaya. “Melalui bahasa, kebudayaan pemilik bahasa dapat diketahui, karena realitas kultural diungkapkan, diwujudkan, serta dilambangkan dengan bahasa. Sebagai cermin sebuah zaman, bahasa yang digunakan seorang pun merupakan cerminan dari apa yang dipikirkan. Kebiasaan berbahasa santun bisa terwujud karena proses panjang seseorang dalam berlatih diri agar bisa menjadi kebiasaan. Membuat sebuah kegiatan berlangsung terus, tidak hanya dilakukan untuk sesaat. Dengan kata lain, kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang dalam tuturan direktif antara guru dan peserta didik.