Pesan Religius pada Tegaknya Masjid Kami (Sebuah Novel Sejarah Di Tanah Banjar) Karya Tajuddin Noor Ganie
Abstract
Sastra yang merupakan sebuah seni menjadi sesuatu hal yang menarik untuk diamati. Hal ini dikarenakan seni sendiri berbentuk keindahan bagi yang mengamatinya, bukan hanya itu, seni juga dianggap memiliki nilai dan makna yang implisit sehingga semakin diamati maka semakin banyak hal yang menjadi nilai-nilai sebagai pesan dari sastra.
Sastra yang berupa seni dan karya tersebut sangat berhubungan erat dengan sebuah ekspresi penciptaan dan kegiatan penciptaan. Ekspresi penciptaan ini berupa pengekspresian seorang pencipta atau pembuat yang memuat berbagai unsur kemanusiaan yang ada di dalamnya. Artinya, ketika sastra berhubungan erat dengan ekspresi penciptaan maka ketika sastra ini diciptakan maka mengandung unsur-unsur kemanusiaan.Masyarakat memiliki keyakinan tentang apapun yang dianggapnya sesuai dengan keyakinannya. Dalam hal ini, berkenaan dengan agama. Orang yang mengamalkan serta patuh terhadap aturan agama ini dianggap sebagai orang yang religius. Keriligiusan seseorang tampak dari bagaimana sikapnya dalam menghadapi sesuatu setiap hari. Begitu pula dalam Novel sejarah di Tanah Banjar dengan judul Tegaknya Masjid Kami yang dikarang oleh Tajuddin Noor Ganie menceritakan bagaimana keriligiusan masyarakat Banjar yang akhirnya mampu membangun sebuah mesjid yang dijadikan sebagai tempat ibadah.
Metode dalam penelitian ini adalah berupa kualitatif. Adapun pendekatan yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan sosiologis, yaitu untuk mengetahui bagaimana cara manusia menyesuaikan diri dalam sebuah komunitas masyarakat. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis. Hasil yang didapatkan dalam pesan pesan religius pada Tegaknya Masjid Kami (Sebuah Novel Sejarah di Tanah Banjar) ini berupa sikap berani, syukur, dan sabar.