MAKNA SIMBOLIK DALAM ADAT BADUDUS PANGANTIN BANJAR
Abstract
Penelitian ini mengkaji tentang simbol kultural yang digunakan dalam adat badudus pangantin Banjar. Pendekatan yang digunakanan adalah pendekatan semiotika kultural. yaitu kajian yang menekankan pada simbol dari sebuah budaya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Sumber data primer didapatkan dari empat orang narasumber yang berada di Kecamatan Gambut berusia 60-75 tahun. Teknik pengumpulan data berupa (1) observasi, (2) wawancara, (3) perekaman, (4) pencatatan. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini, didapatkan makna simbolik pada adat bamandi-mandi pengantin Banjar sebagai berikut: a. simbol baras bujur, pisang, siraman tiga kali, tapih, mayang, banyu doa, lilin, carmin, minyak bamantra, bubur putih, bubur habang dan pupur dengan makna pengantin hidup berkah, b. simbol nyiur, diawali sebelah kanan, dan kambang malati, dengan makna berperilaku baik. c. simbol baras lakatan, gula habang dan hintalu dengan makna hidup bersama.References
Abdullah, Irwan. 2010. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan.Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Adjus, Andri E. 2004. Makna Simbol dalam Upacara Perkawinan. Pekanbaru-Riau: Yayasan Pustaka Riau.
Aminuddin. 2011. Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Berampu, Fitri Sari dan Abdurahman Adisaputra. 2017. Analisis Simbolik Pada Upacara Pernikahan Adat Pakpak (Kajian Semiotik). Jurnal Sasindo Vol. 6 No. 2. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/sasindo/article/view/7768.
Budiman, Kris. 2011. Semiotek Visual Konsep, Isu, dan problem Ikonisita. Yogyakarta: JayaSutra anggota Ikapi.
Danesi, Marcel. 2010. Pesan, Tanda, dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra.
Danesi, Marcel. 2012. Buku Teks Dasar Mengenal Semeotika dan Teori Komunikasi. Yogjakarta: Jalasutra.
Djajasudarma, Fatimah. 2009. Semantik. Bandung: PT Refika Aditama.
Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu komunikasi/John Fiske: penerjemah Hapsari Dwiningtyas.- Ed. 3-1. Jakarta: Rajawali Pers.
Hapip, Abdul Djebar. 2017. Kamus Bahasa Banjar-Indonesia. Banjarmasin: Rahmat Hafiz Al Mubaraq.
Ideham, M. Suriansyah dkk. 2015. Urang Banjar dan Kebudayaannya. Yogyakarta. Ombak.
Irmawati, Waryunah. 2013. Makna Simbolik Upacara Siraman Pengantin Adat Jawa. Jurnal Walisongo, Volume 21, Nomor 2. http://journal.walisongo.ac.id/index.php/walisongo/article/view/247.
Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi: Rienika Cipta.
Maya, Riski Tri. 2018. Simbolisme Budaya Jawa Upacara Siraman Pengantin Di Kabupaten Kediri. Jurnal Simki-Pedagogia Vol. 02 No. 06. http://simki.unpkediri.ac.id/detail/13.1.01.07.0019.
Pateda, Mansyur. 2010. Semantik Leksikal. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Paliang, A. Yasraf. 2008. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jala Sutra.
Purwaningsih, Ernawati. Upacara Siraman Dalam Rangkaian Upacara Perkawinan Adat Jawa. http://dpad.jogjaprov.go.id/public/article/599/UPACARA_SIRAMAN.pdf.
Seman, Syamsiar 2011. Perkawinan Adat Banjar Kalimantan Selatan. Banjarmasin: Lembaga pengkajian dan pelestarian budaya Banjar Kalimantan Selatan.
Setyaningsih, Endang dan Atiek Zahrulianingdyah. 2015. Adat Budaya Siraman Pengantin Jawa Syarat Makna Dan Filosofi. Jurnal Teknobuga Volume 2 No.2. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/teknobuga/article/view/6427.
Sibarani Robert. 2004. Linguistik Antropolinguistik. Medan: Poda.
Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudarwan, Danim. 2002. Menjadi Penelti Kualitatif. Bandung : Pustaka Setia.