Tipologi tanda dalam Balamut lakon dan pemaknaannya

  • Sainul Hermawan
Keywords: semiotika,, teater,, komunikasi,, kritik teater,, budaya Banjar,, dan dialog budaya.

Abstract

Upaya memanggungkan kisah Lamut dari tradisi lisan balamut di Kalimantan Selatan telah dilakukan sejak 1997. Namun baru pada 2014 upaya itu dapat didokumentasikan. Dokumentasi teaterikalisasi cerita Lamut memungkinkan kajian ini, yaitu tentang tipologi tanda dalam teater. Artikel ini ingin menunjukkan bahwa kisah Lamut dalam tradisi lisannya bukan teater, dan ingin menjelajahi bahwa mendekati dan memaknai pertunjukan teater dengan semiotika berbeda dengan mendekati naskah drama atau karya sastra pada umumnya. Semiotika teks tulisan dan teks lisan berbeda dari semiotika pertunjukan. Dengan memandang semua unsur pertunjukan di atas panggung sebagai tanda, signifikasi teatrikal tidak dapat direduksi menjadi relasi searah antara sarana-sarana tanda tunggal dan makna individualnya. Pertunjukan teater membawa faktor-faktor komunikasi yang berlapis-lapis yang berimplikasi pada kemungkinan terciptanya bermacam-macam pesan. Artikel ini akan menganalisis pertunjukan teater Balamut Lakon episode Bujang Maluala karya sutradara Rudi Karno (2014) dengan pendekatan semiotika teater untuk memahami dialog antara budaya Banjar dan budaya lain, dan antara cerita Lamut di atas panggung teater dan cerita Lamut dalam tradisi lisannya.

 

Published
2016-12-05
How to Cite
Hermawan, S. (2016). Tipologi tanda dalam Balamut lakon dan pemaknaannya. Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 11(2). https://doi.org/10.33654/jpl.v11i2.415
Section
Articles
Abstract viewed = 369 times
PDF downloaded = 590 times