Implementasi Metode Pembelajaran SQ3R Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Materi Pokok Sistem Pencernaan Makanan Kelas X Di SMK Negeri 2 Banjarmasin
Abstract
Aktivitas guru dan peserta didik sebagai pelaku utama dalam kegiatan belajar mengajar mutlak diperlukan demi tercapainya tujuan belajar. Aktivitas guru yang mampu membangkitkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik, sehingga kegiatan belajar mengajar berlangsung dinamis, Penelitian ini membahas tentang implemtasi metode pembelajaran SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar biologi serta hambatan implementasi metode pembelajaran SQ3R terhadap hasil belajar biologi di SMK Negeri 2 Banjarmasin.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas X DI SMK Negeri 2 Banjarmasin pada semester genap dengan jumlah peserta didik sebanyak 33 orang. Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap di setiap siklusnya, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Proses pembelajaran biologi dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran SQ3R. Indikator hasil belajar pada penelitian ini berupa tercapainya ketuntasan belajar secara individual maupun klasikal.
Pengumpulan datanya dilakukan dengan metode: wawancara, observasi, dokumentasi, diskusi dan tes evaluasi. Data hasil pengamatan nilai diskusi dan nilai evaluasi diolah dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian keberhasilan tiap siklus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Hasil belajar biologi siswa melalui penerapan metode pembelajaran SQ3R mengalami peningkatan, khususnya pada materi pokok sistem pencernaan makanan. Pada siklus I diperoleh nilai diskusi individu < KKM sebanyak 10 anak sedangkan > KKM dengan rata-rata 56,51 dan ketuntasan belajar 75,75% meningkat menjadi 75,45 dengan ketuntasan belajar 90,90% pada siklus II yaitu < KKM sebanyak 7 anak sedangkan > KKM 33 anak. Serta nilai evaluasi dengan rata-rata 66,72 dengan ketuntasan belajar 78,78% dan meningkat menjadi 77,06 dengan ketuntasan belajar 93,93% pada siklus II. Sehingga bisa disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II dan tidak perlu dilakukan siklus ke III. 2) Hambatan pengunaan metode SQ3R yaitu sikap pasif peserta didik serta bergantung pada orang lain dalam proses pembelajaran dan keterbatasan fasilitas pembelajaran seperti sumber belajar dan alat peraga pembelajaran yang tersedia.